Rabu, 09 Mei 2012

Ketika sang kakak mendapat adik baru



Pagi ini anakku bangun tidur menangis karena mendapati kamarnya kosong. Aku sedang mandi sedangkan istriku sedang memandikan si dede yang baru lahir Jumat kemarin. Sang kakak sambil terisak isak protes ke istriku " semua sudah tidak sayang aku....semua cuma sayang bunga...." .


Akhirnya apa yang menjadi kekhawatiran kami terjadi juga. Tanda-tandanya sudah mulai nampak saat si adik lahir. Sang kakak terlihat lebih sensitif, sering menyendiri dan ngalamun. Bukannya tidak diantisipasi tetapi memang sangat sulit memberikan pengertian untuk seorang anak berusia 4,5 tahun.

Sejak awal kehamilan kedua, kami sudah berusaha untuk memberikan pemahaman akan hadirnya anggota baru dalam keluarga. Setiap kali kontrol kami selalu membawa kakak untuk turut memantau perkembangan adiknya. Saat itu si kakak tampak senang. Bahkan dia juga turut memberi nama walaupun si adik belum diketahui jenis kelaminnya. Sampai saat melahirkan pun, si kakak aku ajak untuk menunggui adiknya lahir.

Sampai sejauh ini, kecemburuan kakak baru berupa lebih cengeng atau lebih gampang ngambek belum berlanjut ke hal-hal yang negatif, seperti menciderai si adik. Tapi agak khawatir juga kalo sampai itu berlanjut bisa menimbulkan sifat iri/ dengki atau mengangap orang tuanya tidak adil sampai dewasa, atau si kakak menjadi rendah diri, susah menerima kekalahan, egois dan sifat buruk lainnya.
Psikolog anak dan profesor klinik dari Case Western Reserve University School of Medicine, Amerika Serikat,Dr Sylvia B Rimm mengatakan, orangtua dapat mengurangi kesempatan terjadinya persaingan antara anak dengan tidak berupaya membandingkan sifat anak-anak mereka. Orangtua harus mengajarkan anak-anak mereka cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian orangtua atau lingkungan. merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bersama-sama dan memastikan setiap anak memiliki waktu yang sama untuk diberi perhatian. (mitrafm.com)

Sekarang ini, kami sebagai orang tua tampaknya harus hati-hati dalam berbicara dengan si kakak dan mencoba terus melibatkan kakak dalam merawat adik. Misalnya dengan minta bantuan kakak untuk mengganti popok, memandikan menjaga adik supaya si kakak merasa punya rasa sayang, punya andil dan tanggungjawab sebagai kakak. Tidak lupa untuk selalu memuji si kakak yang turut membantu merawat adiknya supaya si kakak mempunyai kebanggaan sebagai kakak.

Tidak bosan-bosannya kita menjelaskan ke kakak, kalau si adik perlu mendapat perhatian karena si adik belum bisa melakukannya sendiri dengan bercerita kalo waktu kecil si kakak juga mendapat perlakuan yang sama.
Saya dengan istri juga harus pandai berbagi peran. Misalnya ketika bundanya sedang memegang si adik, si kakak saya ajak bercengkrama, begitu juga sebaliknya. Tidak bosan bosannya kami juga mengucapkan kata sayang dan sedikit ciuman untuk meyakinkan si kakak rasa cinta kami tidak berkurang sedikitpun.

Mudah-mudahan yang kami lakukan benar dan bejalan sesuai rencana. Kalo sahabat semua punya pengalaman yang berbeda silahkan si share disini...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar