Minggu, 23 November 2014

Vonis itu membuat dunia runtuh


Dua bulan lebih postingan blog ini kembali terhenti. Macetnya masih terkait masalah teknis, bukan teknis di blog tetapi teknis di pribadi penulis. Ceritanya panjang. Makanya penulis akan menyusunnya dalam beberapa tulisan secara berseri.

Cerita dimulai sekitar bulan Februari 2014. Suatu hari …(halah)…tiba-tiba saja telinga saya terasa berdenging. Dibiarkan 3 hari dengungnya bukannya hilang malah bertambah kencang apalagi kalo malam saat suasana sunyi.

Tidak tahan dengan keadaan ini akhirnya aku pergi ke dokter THT di RS satu-satunya yang ada di Grand Galaxy City. Setelah diperiksa dengan senter di telinga dan mulut, kata dokter kemungkinan hanya karena ada peradangan disaluran yang menghubungkan telinga dengan rongga mulut. Jadi sama dokter cuma dikasih obat flu untuk waktu 2 minggu.
Seminggu lewat tak ada perubahan di telinga. Dengungan tidak hilang juga. Kadang kalo terasa risih tangan ini suka jail mengorek telinga dengan harapan bisa meredakan dengungan. Eh tanpa sengaja si tangan merambah sampai belakang telinga. … eng ong … loh kok di leher terasa ada benjolan.
Wah masalah baru lagi nih. Takut kenapa-kenapa akhirnya saya konsultasi dengan dokter kantor. Oleh dokter kantor diberi surat rekomendasi ke dokter bedah.
Pilihan jatuh pada RS Awal Bross di jalan kalimalang. Kusampaikan semua keluhan termasuk dengingan di telinga. Kata dokternya kemungkinan ini hanyalah lemak yang menggumpal atau tumor, tidak ada hubungannya dengan telinga karena jaraknya agak jauh. Karena ukurannya udah cukup besar disarankan untuk langsung dioperasi saja.
Tanpa pikir panjang tidakan operasi langsung aku setujui. Dua hari kemudian menjalani operasi selama hampir 2 jam dan berjalan cukup baik walaupun ada kejadian menarik yang dialami oleh istri. Ketika operasi berjalan hampir satu jam. Istri saya dipanggil oleh perawat yang memberikan penjelasan bahwa ternyata benjolannya tidak hanya satu tapi ada 2 dan si perawat bertanya apakah akan diangkat 1 saja atau kedua duanya? tentu saja istri saya geram dengan pertanyaan tersebut, masa udah dibedah penyakitnya mau ditinggalin satu, walaupun alasannya berkaitan dengan biaya tindakan.
Untuk mengetahui penyakit yang sebenarnya, benjolan yang diangkat kemudian dibawa ke lab untuk dilakukan pengecekan (tes PB atau biopsi). Senang rasanya operasi yang dilaksanakan berjalan baik dan bekas operasinya juga hasilnya cukup baik walaupun keluhan dengingan tidak berkurang paling tidak masalah telah berkurang satu. Tetapi mengunggu hasil tes PB cukup membuat hati ini deg degan. Bahkan saking penasaran malam sebelum hasil tes PB keluar iseng – iseng lewat bantuan bah google saya memasukkan dua kata kunci sekaligus “benjolan di leher sebelah kanan” dan “mendengung”. Hasilnya sungguh membuat saya terkejut keluarkan kata2 kanker nasofaring dari kesimpulan dua gejala tersebut. Ya Allah benarkah saya menderita penyakit kanker? akhirnya saya memutuskan tidak meneruskan pencarian dan berdoa semoga itu hanya sebuah kebetulan yang mempunyai gejala yang sama.
Akhirnya hasil tes yang ditunggu tunggu telah jadi. Hasil lab yang banyak menggunakan istilah kedokteran kemudian dibawa ke dokter bedah untuk dibaca hasilnya. Saat membaca hasil lab mimik pak dokter berubah. Raut mukanya menegang menandakan sebuah keterkejutan sekaligus membuat saya dan istri saya penasaran isinya.
“loh loh loh ini yang saya takutkan..” kata pak dokter membuka pembicaraan “bapak tau gak istilah ini karsinoma..” sambil memperlihatkan isi hasil labnya kemudian melanjutkan “karsinoma itu kanker ganas pak!”. Duuuerrrr… kalimat itu seperti menyengat keseluruh tubuh. Badan menjadi seperti ringan melayang layang. Pandangan pelan pelan menjadi gelap. “Ya Allah cobaan apa yang kau timpakan pada hambamu ini…” kataku dalam hati. Kuat…kuat …aku harus kuat karena disamping ada istri dan kedua anakku yang masih kecil.
Vonis itu benar benar membuat dunia seakan mau runtuh, langsung terbayang dipelupuk mata wajah bapak, ibu, istri dan anak-anak……
bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar